Catatan ane

 Risalah ilmiyah karya Ustadz Erwandi  hafidzhohullohu sangat berharga sekali. Karya berharga ini bisa ente download untuk kemudian dibaca. Sedikit catatan dari yang pernah ane baca di risalah ini, bahwa  pada:

 Gambar.



       Pembahasan Yang Ke-14 

Buah Dari Hadis Ahad Adalah Keniscayaan Ilmu

( إفادة الخبر الواحد العلم )

(Masalah) : Jika ada Hadis yang shohih dari Nabi shollahu alayhi wasallam diriwiyatkan melalui seorang perowi, apakah  Hadis yang diriwayatkan dari Nabi shollallahu alayhi wasallam itu mengharuskan suatu ilmu dan keniscayaan atau tidak? 

Madzhab Syafii  berselisih dalam dua pendapat mengenai hal itu.

Gambar.






Pendapat Pertama : 

Hadis Ahad tidak menunjukan ilmu yang niscaya melainkan  dugaan (dzhon). As Shoirofi menyandarkan Pendapat ini kepada imam Syafii. Sementara imam Nawawi menyandarkannya kepada mayoritas fuqoha.

Pendapat Kedua :

Hadis Ahad dari perowi yang Adil membuahkan Ilmu yang pasti. Pendapat ini dipegang oleh sebagian murid-murid imam Syafii dan dipilih oleh Al Sam'ani.

Gambar.




Argumentasi Pendapat Pertama:

Orang yang berpendapat Hadits Ahad tidak membuahkan ilmu yang nisacaya, berpegang pada Ushul Imam Syafii dalam masalah Nasakh (membatalkan) Al Qur'an dengan Hadits Ahad, karena Imam Syafii melarang menganulir Al Qur'an dengan Hadis Ahad. Dan hal itu menunjukan bahwa Al Qur'an adalah pasti sementara Hadis Ahad hanya dugaan, dan tidak boleh menghilangkan yang pasti dengan dugaan.

Gambar.


Argumentasi Pendapat Kedua:

Orang yang berpendapat Hadis Ahad dari perowi yang Adil menghasilkan ilmu yang pasti, berpegang pada ucapan imam Syafii (setelah dialog yang panjang) :

" Maka jika kedua Ilmu itu setara berasal dari kabar dua perowi yang jujur.."  

Ucapan imam Syafii ini adalah bukti bahwa Hadis Ahad menunjukan ilmu yang pasti.

Gambar.

Tanggapan ust. Erwandi : 

Jawaban kami terhadap argumentasi  ini adalah: " Bahwasanya Ilmu yang dimaksud dalam perkataan Imam Syafii rh adalah dugaan (bukan ilmu yang niscaya). Sebab kabar dari perowi yang jujur ada kemungkinan salah di dalamnya (kesalahan bisa pada perowi atau di hadis itu sendiri), sedangkan yang mengandung kesalahan dan keabsahan ditambah penguatan imam syafii terhadapnya (Imam Syafii merojihkan Hadis Ahad yang diterima dari Nabi langsung menunjukan ilmu dibanding Hadis Nabi yang diterima dari perowi yang jujur), maka disebut sebagai dugaan, bukan ilmu yang pasti. Dan penyebutan Dzhon  sebagai Ilmu telah disebutkan di dalam Al Qur'an :

"fa-in 'alimtumuuhunna mukminaatin'' (almumtahanah :10) 

Dan keimanan para Mukminah tidak dapat diketahui kecuali dengan cara bersumpah atau pengakuan. Sedangkan masing- masing dari keduanya tidak menunjukkan ilmu melainkan dugaan.

Gambar.






(Argumentasi selanjutnya bisa dibaca sendiri...)

Pengukuhan : 

Setelah menyebutkan argumentasi dari masing-masing kedua pendapat maka  jelaslah bahwa yang kuat menurut Madzhab Syafii adalah : HADITS AHAD TIDAK MENUNJUKKAN ILMU YANG PASTI, berdasarkan kuatnya argumentasi dan sanggahan terhadap argumentasi pendapat yang berseberangan.

Gambar. 



Kesimpulan : 

HADIS AHAD MENUNJUKKAN ILMU YANG PASTI.

Gambar. 


Catatan saya:

 Antara judul topik pembahasan dan kesimpulan masih  make sense, tapi yang dirojihkan sebagaimana yang ente liat sendiri, kurang kompakAtau mungkin saja ini kesalahan yang tidak disengaja. Allahu A'lam.

Dufal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsistensi Muktazilah (semestinya) Teladan Bagi Asy'ariyah.

Jawaban atas Syubhat-Syubhat Para Pendukung Bid'ah Hasanah