Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 6, 2011

Imam As-Syafii, Imam An-Nawawi dan Imam Ibnu Hajr al-Haitamiy pengikut WAHABI?

Gambar
cara umum dan mutlak lantas tidak ada dalil yang mengkhususkannya atau mentaqyidnya maka dalil tersebut tetap pada keumuman dan kemutlakannya . Kedua  : Kontradiksi perkataan Al-Baidhowi yang melarang pengagungan terhadap kuburan orang sholeh, namun membolehkan sholat di dekat kuburan orang sholeh untuk bertabaruuk. Padahal bertabaruuk dengan kuburan orang sholeh itu merupakan bentuk pengagungan terhadap kuburan tersebut. Setelah menukil perkataan Al-Baidhowiy, As-Shon'aani berkata : "Aku katakan : Perkataan Al-Baidhoowi : " Bukan untuk mengagungkannya ", maka jawabannya : (*1)"Membangun masjid-masjid di dekatnya dan sengaja bertabaruuk (mencari barokah) dengannya  merupakan (bentuk) pengagungan  kepadanya. (*2)Kemudian hadits-hadits yang melarang datang secara mutlak, tidak ada dalil yang menunjukan ta'lil (sebab larangan) sebagaimana yang disebutkan oleh Baidhoowi. (*3) Tampaknya 'illahnya (sebab pelarangannya) adalah : -       sadd adz-dz

Syi’ah Rafidhah (Seri 2-Kesesatan Pesta Duka Hari Asyuraa)

Gambar
Komentar para ulama tentang kesesatan pesta duka di hari ‘Asuraa . D iterangkan oleh Syeikh Islam Ibnu Taimiyah, ”Bahwa dengan sebab terbunuhnya Husain, setan telah menciptakan dua bid’ah  bagi manusia;  bid’ah dalam bentuk kesedihan dan meratap pada hari ‘ Asyuraa . Dengan memukuli wajah, teriakan, menangis, tidak minum, dan membaca syair-syair duka. Juga melakukan hal yang membawa kepada tindakan mencaci-maki dan melaknat para sahabat. Serta membaca cerita bagaimana kejadian terbunuhnya Husain yang telah dicampuri oleh berbagai kedustaan. Tujuannya adalah membuka pintu fitnah dan perpecahan antara sesama umat Islam. Sesungguhnya hal tersebut tidak wajib dan tidak pula disunnahkan menurut kesepakatan kaum muslimin. Bahkan melakukan tindakan yang menyedihkan dan meratapi bagi musibah yang telah berlalu adalah termasuk diantara hal yang diharamkan Allah dan rasul-Nya  shallallahu ‘alahi wa sallam . Demikian pula bid’ah  hukumnya dengan sengaja bergembira dan berbahagia pada hari  Asyur